Senin, 17 Maret 2014

SEJARAH ARAB, KABAH, DAN BATU HITAM (HAJJAR ASWAD)

Nenek moyang bangsa arab datang dari Yaman. Arus migrasi paling besar dari Yaman diduga terjadi setelah jebolnya bendungan air di Ma’rib. Dibanding daerah2 sekitarnya maka negeri Arab termasuk paling belakangan dihuni manusia. Hal ini dikarenakan sulitnya mencari sumber air disana. Cuaca panas serta padang yang tandus membuat sumber2 air di Arab lebih berharga daripada permata. Bukti2 arkeologis juga tidak satupun membuktikan bahwa adam ataupun abaraham pernah singgah di Mekah. Penelitian terakhir malah menunjukkan bahwa Mekah baru eksis sekitar abad ke-2 M. Jadi kira2 dua ratus tahun sesudah Yesus naik ke surga. Arti kata “Mekah” sebenarnya adalah tempat pemujaan api. Mekah merupakan tanah yang tandus dan letaknyapun tidak strategis bagi lintasan para pedagang. Kecil sekali kemungkinannya bila kota ini punya arti penting dimasa lalu. Apalagi jika disebut kota tua.
Suku2 primitif di seluruh arab melambangkan dewa2 mereka dengan sebuah batu. Kadang juga berupa patung yang dibuat mirip manusia (Hubal). Setiap batu meteor yang jatuh dari langit mereka anggap datang dari surga dan dijadikan sesembahan. Batu Hajjar Aswad adalah salah satunya. Batu ini telah lama menjadi sesembahan nenek moyang Muhammad dan kaum quraisy. Jauh sebelumnya batu ini malah pernah dipakai para penyembah berhala arab untuk ritual kesuburan manusia. Orang2 yang ingin punya anak menggosok2kan kelaminnya pada batu tersebut sebagai bagian dari ritual. Asal katanya adalah “hajj” yang artinya menggosok.
Ka’bah sebenarnya dulunya ada banyak di arab. Asal katanya adalah Gabah. Tiap ka’bah berisi sebuah batu hitam yang dianggap sebagai jimat atau sesembahan. Bentuk ka’bah juga bukan asli dari arab, melainkan meniru pada bangunan berhala yang sudah ada lebih dulu di Persia. Bangsa arab banyak menyerap kepercayaan dari daerah2 di sekitarnya. Begitu juga dengan budaya.
Masyarakat kuno di Timur tengah pada umumnya menyembah dewa bulan. Begitu juga di Arab. Dewa bulan (allah) beristrikan dewi matahari (ellat) dengan ketiga putrinya yaitu al-manat, al-lata, dan al-uzza. Nama allah sesungguhnya adalah sebutan bagi dewa bulan. Nama itu dibawa dari India ketika arab masih dijajah bangsa India. Yaitu dimasa kekuasaan Maharaja Chandragupta. Waktu itu Raja Vikramaditya dari India juga menyebarkan agama Hindu di arab. Pensakralan sumur zam-zam yang kita kenal sekarang adalah tiruan tidak langsung dari pensakralan sungai gangga dalam agama hindu. Dalam agama hindu sumber air merupakan sesuatu yang dianggap suci. Nama “arab” juga diambil dari bahasa india yakni “arvastan” atau arbastan. Artinya adalah tanah berkuda. Kuda arab memang terkenal sejak dulu.
Ritual haji yakni melakukan thawaf (mengelilingi ka’bah) sebanyak 7 kali sesungguhnya adalah terusan dari ritual pancayamagna milik agama hindu. Orang india biasanya mengelilingi patung sesembahan mereka beberapa kali saat ritual. Begitu juga tentang tatacara berhaji lainnya seperti mencukur rambut, memotong kurban, hingga kewajiban memakai kain putih yang dililitkan. Semua itu adalah jejak agama hindu. Tata cara penghitungan letak bulan dalam menetapkan hari aidil fitri juga berasal dari budaya agama hindu. Sedangkan ritual melempar setan saat berhaji diambil dari ritual melempar iblis matahari milik agama pagan. Ritual ini dilakukan para penyembah berhala saat menyambut musim semi.
Muhammad sengaja mengaitkan sejarah Ka’bah dan batu hitam dengan tokoh2 yang ada di alkitab. Tujuannya tak lain supaya kaum yahudi yang ada di Yethrib (medinah) mau menerima dan mengakuinya sebagai nabi. Muhammad butuh pengikut yang sebanyak2nya untuk memudahkan tujuannya menjadi pemimpin di seluruh arab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar